Senin, 18 November 2019

TENSIQ 150/100 ?

Sudah sekitar 5hari tensiku adalah sbb:
170/130 pakai digital tensimeter
150/100 pakai analog tensimeter

dan sudah 3 hari ini mulai sakit kepala....mulanya biasa saja...tapi lama lama tambah sakit.....seakan ada sesuatu yang mencengkram bagian depan kepalaku....
bahkan hari kelima kemarin muntah 2x......
Subhanallah..............apa ini....penyakit apa ini...sudah minum DURMIN (parasetamol) tidak juga reda nyeri sakit kepala ini.......

Biasanya sakit kepala + Tidur langsung sembuh
jika masih gagal:
Biasanya sakit kepala + Durmin langsung sembuh

Nah ini...............hari ke3 hari ke 4 + Durmin gagal...masih sakit kepalaaaa...seakan tidak mempan...


karena ada muntah2 maka asumsi ini adalah asam lambung maka segera buat racikan air jahe.....
agak enakan...tapi sakit kepala cekot cekot masih saja membahana......PARAH BANGET DEH....
nggak bisa mikir lagi......
tidak gak bisa nonton youtube gak bisa.......naik motor au ah gelap.....
langsung k dokter hari k-5
di tensi dokter 150/100 ini  sudah tinggi katanya....tapi di rekam medis tak ada hipertensi....
jadi hanya di kasih obat pereda nyeri dahulu...baru nti malam puasa dari jam 8 agar paginya bisa tes lab....
apakah ini kolesterol atau sudah kategori hipertensi.....


Hmmm....klo kolesterol biasanya di leher bagian belakang rada sakit...ini tidak,,,,
Hmmm....klo kolesterol biasanya pakai Durmin sembuh......ini tidak,,,,
Hmmm....klo kolesterol kenapa ada mntah....bahkan tadi malam muntah lagi....,,,,

semua pertanyaan berkecamuk ......akhirnya karena sakit kepala yang masih saja ada.....dan gak bisa tidur aku jam 21.00 minum obat tensi AMLODIPIN 10MG
nah ini baru agak enakan ....reaksi 1jam aku sudah bisa bermain dengan anak2ku.....trus sudah bisa tidur nyenyak sampai pagi.....
dan pagi ini sudah bisa menulis di blog......


TAPI.......
sekali lagi......konsumbi obat Hipertensi tidak boleh semena2 di hentikan gitu saja.....
harus dengan izin dokter.....
Padaha aku minum dengan diagnosa diri sendiri......ok deh pagi ini harus tes LABORATORIUM sesuai permintaan dokter kemarin.......baru setelah itu konsul ke dokter.....




OK GUEST......TUNGGU hasilnya yaaa



INI Hasilnya: 140/100

Dari dokter:
rutin 1minggu amlodipin 10mg 1x 1 hari
Mgu depan kontrol lagi....
Subhanallah......aku kini sudah harus minum obat terussssssss..........
Semoga Hipertensi bisa normal kembali.......dan tidak ketergantungan dengan obat lagi,.aamiin...

aNDAI Tidak sakit kepala kemarin.....yang sangat2......sungguh sudah bahaya sekali....karena hipertensi ibarat "pembunuh diam" ..........jika tak ada sinyal kita tak akan ke dokter..
Allahu Akbar terimakasih sudah diingatkan....



++++++++++++
NB
CIRI CIRI TENSI YANG AKU ALAMI:
Sakit kepala parah
Pusing
Penglihatan buram
Mual
Telinga berdenging
Kebingungan
Detak jantung tak teratur
Kelelahan
Nyeri dada
Sulit bernapas
Darah dalam urin
Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga



OMG banyak yaaa........padahal baru 150/100 belum para penderita  yang lain...

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. 

Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung beristirahat).

Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.

Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%) merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia.

Berapa seharusnya tekanan darah normal?
Memahami angka tekanan darah normal tidaklah mudah, terutama dengan istilah seperti “sistolik”, “diastolik”, dan “milimeter merkuri” (mmHg). Namun, jika Anda ingin menjaga tekanan darah tetap terkontrol, penting untuk mengetahui apa yang dianggap normal, dan kapan tekanan darah dikatakan terlalu tinggi alias hipertensi.

Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik dan diastolik berada di kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan darah normal. Seseorang baru disebut memiliki darah tinggi atau mengidap hipertensi jika hasil pembacaan tekanan darah menunjukkan 140/90 mmHG. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.

Namun begitu, memiliki tekanan darah normal bukan berarti Anda bisa bersantai. Saat angka sistolik Anda berada di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar di 80-89, ini artinya Anda memiliki “prehipertensi”. Meskipun angka ini belum bisa dianggap hipertensi, tetap saja ini di atas angka normal. Orang-orang yang sehat juga dianjurkan untuk melakukan langkah pencegahan untuk menjaga agar tekanan darah tetap berada di kisaran normal, sekaligus menghindari risiko hipertensi dan penyakit jantung.

Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas 180/110 mmHg, atau jika memiliki tekanan sistolik ATAU diastolik yang lebih tinggi dari angka ini, Anda berisiko menghadapi masalah kesehatan yang sangat serius. Angka ini menunjukkan kondisi yang disebut krisis hipertensi.

Jika tekanan darah Anda sampai setinggi ini, dokter biasanya akan mengukur kembali setelah beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat darah tinggi darurat.

Seberapa umumkah hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025.

Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia memiliki tekanan darah tinggi.

Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi.


Apakah tekanan darah tinggi bisa disembuhkan?

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi permanen di mana tekanan darah terus menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg. Anda tidak bisa merasakan hipertensi. Banyak orang yang bahkan tidak tahu mereka memiliki darah tinggi. Hipertensi bisa muncul tanpa gejala fisik, yang diam-diam merusak pembuluh darah dan menyebabkan ancaman kesehatan yang serius.

Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit di dalam tubuh. Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal. Jika tekanan darah tinggi Anda disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar penyebabnya — jika penyakit mendasarnya memang mungkin untuk disembuhkan.

Akan tetapi, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi (sekitar 85% sampai 90%) di dunia tergolong hipertensi primer. Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya hidup/lingkungan yang tidak sehat.

Pada beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak dapat ditentukan. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan dengan obat darah tinggi.

Dengan demikian, bila tekanan darah turun, bukan berarti Anda sembuh total dari hipertensi. Anda masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.



Obat & diagnosis
Apa saja obat darah tinggi yang sering digunakan?
Pengobatan hipertensi penting untuk mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung.

Beberapa obat yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi hipertensi adalah:

Diuretik: chlorotiazide, chlorthalidone, hydrochlorotiazide/HCT, indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide, torsemide, amilorid, triamterene)
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril)
Beta-blocker: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol, bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol)
Penghambat saluran kalsium: amlodipine, clevidipine, diltiazem, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine)
Alfa-blocker: doxazosin, terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride
Vasodilator: hydralazine dan minoxidil
Central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyldopa.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar